Kegiatan


  SOSIALISASI BLM PUAP DI DESA SANAN

 

 


Pagi itu kamis tanggal 29 November 2012 jam 07.30 anggota Gapoktan Tani Lestari Desa Sanan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung telah berkumpul di Balai Desa Sanan. Mereka datang sesuai undangan Gapoktan untuk menerima penjelasan langsung dari tim teknis puap Kabupaten Tulungagung. Sosialisasi dilakukan oleh Dinas Pertanian di hadiri langsung Kepala Dinas yaitu Ir. Tatang Suhartono, MSi, Tim teknis PUAP oleh Ir. Edy Purwo Santoso. Dan hadir juga PMT PUAP Ahmad Baderun serta Koordinator BPP Pakel Mardi Wiyono, SP.
Sosialisasi ini mengingatkan kepada Gapoktan dan anggota gapoktan bahwa program dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dimaksudkan untuk membantu usaha pertanian para petani. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) ini diharapkan bisa berkembang di masyarakat dan menjadi lembaga keuangan bagi masyarakat patani di pedesaan. Jangan sampai bantuan dana PUAP justru menjadi sumber masalah bagi kelompok dan gapoktan. Tim teknis juga menyarankan anggota peminjam juga melibatkan suami istri untuk saling mengetahui jika meminjam di kelompok tani dari  dana PUAP ini. Sehingga maksud dan tujuan pengembangan usaha di kegiatan agribisnis perdesaan bisa tepat sasaran. Bukannya malah menimbulkan masalah dan perselisihan. Masalah dapat timbul ketika suami meminjam tanpa sepengetahuan istri atau sebaliknya, sedangkan peruntuannya tidak jelas. Tidak sesuai dengan kebutuhan usahatani peminjamnya.
Sosialisasi yang dihadiri sekitar 70 anggota gapoktan tersebut selanjutnya dipimpin oleh ketua gapoktan Pak Sumarto untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan tentang aturan peminjaman dana PUAP. Sesuai rapat anggota gapoktan yang telah dilakukan pada 7 November 2012, sudah disepakati adanya simpanan pokok anggota sebesar 5,000 rupiah dan simpanan wajib 1,000 rupiah. Besar pinjaman maksimal 1,000,000 rupiah dengan jasa pinjaman 1% dari jumlah pinjaman dan jangka pelunasan selama 4 bulan. Sedangkan pembagian SHU pada RAT 40% sebagai tambahan modal, 20% gaji karyawan, 15% dikembalikan ke anggota dari jasa pinjaman, 15% jasa simpanan anggota dan 10% administrasi.
Setelah kesepakatan tersebut, penyaluran dana PUAP untuk para petani peminjam akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Desember seiring dengan dimulainya musim tanam padi MT 1 tahun 2013. Pinjaman ini akan digunakan petani untuk memulai usahatani padi dan membeli beberapa kebutuhan seperti benih, pupuk, dan biaya tanam. Sosialisasi berlangsung dengan antusias tinggi dari petani dan berakhir ketika jam 10.00 seiring cuaca yang sudah mendung. Dengan teriring doa dari pengurus gapoktan semoga penyaluran dana PUAP benar-benar bermanfaat untuk petani Di Desa Sanan bisa berkembang dan berkah.*(ppthl_umikulsum)



 ____________________________________________________________________
 


PELATIHAN JURNALISTIK


            Sudah 3 hari ini 2 orang PPL yang mewakili masing masing BPP yang ada di Kab. Tulungagung melaksanakan pelatihan jurnalistik yang dilaksanakan di BKPP Tulungagung. Hari ini Tanggal 31 Juli 2012 adalah hari terakhir pelaksanaan pelatihan jurnalistik tersebut. Untuk hari terakhir masing masing peserta pelatihan diberi tugas untuk membuat tulisan berupa berita, artikel atau feature mengenai suatu peristiwa yang ada hubungannya dengan pertanian di daerahnya sendiri sendiri. Berikut ini tulisan dari peserta pelatihan dari BPP Pakel.


Suasana pelatihan yang santai tapi serius




“Bunda” Tjut -->Zakiyah Anshari memberikan penjelasan









Diposkan 31 Mei 2012 oleh Verra Nefadha Spt.

-->




-->
JURNALISTIK JENDELA INFORMASI
Oleh : Ir. TITALINA

-->
Di Kantor BKPP (Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan) yang terletak di Jalan Raya Wonorejo Desa Wonorejo Sumbergempol Tulungagung,  sedang berlangsung  Pelatihan Jurnalistik bagi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan)yang berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 29 Mei 2012 sampai tanggal 1 Juni 2012. Pelatihan Jurnalistik ini dibagi dalam 2 angkatan I dan II, di mana satu angkatan belajar Jurnalistik selama 3 hari. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 40 orang PPL per angkatan yang ditunjuk sebagai pengelola Blog di BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) masing-masing.

Ditunjuk sebagai pelatih dalam Pelatihan Jurnalistik ini “Bunda” Tjut Zakiyah Anshari Pendiri dan pemilik Sanggar Kepenulisan PENA ANANDA CLUB yang beralamatkan di Perum Bangau Putih Blok L No. 9 Bangoan Kedungwaru Tulungagung. Bunda Tjut didampingi oleh Suami tercinta, Si Wisang yang juga seorang penulis. Dalam materinya Ibu Tjut Zakiyah Anshari  menegaskan bahwa dalam  menulis perlu membuat perencanaan dan mengikuti langkah-langkah yang memudahkan kita dalam  membuat sebuah tulisan.


-->                   Di era Globalisasi sangatlah penting bagi para PPL untuk menguasai bidang  IT  (Informasi Tehnologi),  Oleh karenanya tidak akan bisa lepas dari kegiatan tulis-menulis. Dengan menulis maka gagasan, ide, dan kegiatan kita bisa dibaca oleh jutaan orang yang pada akhirnya memberikan inspirasi pada orang yang membacanya.
                  Dalam pelatihan Jurnalistik ini peserta juga diberi tugas untuk mencoba menuliskan berita, feature, dan artikel. Peserta dengan antusias mencoba menuangkan gagasan dan idenya ke dalam tulisan. Lebih lanjut  ditekankan oleh Ibu Tjut Zakiyah Anshari bahwa kita mempunyai potensi. Ada orang yang pandai dalam berkata/berpidato tetapi tidak bisa untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Akan lebih baik jika kita bisa berbicara/pidato dengan baik dan mampu untuk menulis sehingga pandangannya dapat dibaca oleh banyak orang.

                   Pelatihan rencananya akan ditutup oleh Bapak Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Bpk. Dewan Hari Purnomo, SP.
 
--> -->

-->





-->

-->



TENGKULAK NGANJUK MENYERBU TULUNGAGUNG

Oleh :Verra Nefadha
PPL THL BPP Pakel

Sudah 2 tahun ini di Tulungagung setiap panen padi diserbu oleh tengkulak-tengkulak padi dari Kabupaten nganjuk. Bisa dilihat setiap hari ketika musim panen padi tiba banyak truk truk besar berjajar di pinggir jalan dekat area persawahan. Ya merekalah para pemborong-pemborong padi yang berasal dari Kabupaten nganjuk untuk memborong tanaman padi milik para petani di Tulungagung. Mereka biasa mengangkut padi beserta dengan separo dari batang jeraminya sekalian, sehingga tidak mengherankan jika truk mereka terisi penuh oleh padi dan jeraminya tersebut, sampai-sampai muatannya melebihi dari tinggi truk itu sendiri. Pemandangan seperti itu sudah biasa terjadi Tulungagung termasuk di Kecamatan Pakel.
Kehadiran mereka di wilayah Tulungagung dianggap membawa berkah bagi sebagaian petani, tapi banyak juga yang mengatakan mereka bisa merusak perekonomian di Tulungagung, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras. Bagi sebagaian petani yang kebetulan memiliki lahan sawah tentu mereka senang dengan kehadiran para pemborong padi tersebut ke wilayahnya karena para pemborong padi dari nganjuk tesebut berani membeli hasil panen padi mereka dengan harga yang lumayan tinggi, yang melebihi harga yang ditawarkan oeh para pemborong padi lokal yang berasal dari wilayah Tulungagung sendiri. Bisa dibayangkan pada musim panen padi MH Tahun 2012 kemarin mereka berani memborong tanaman padi milik petani dengan harga rata-rata Rp. 4.300.000,00 per 100 ru nya, bahkan ada juga tanaman padi milik petani di Kecamatan Pakel yang di borong Rp. 9.300.000,00 untuk tanah 180 ru. Harga tersebut tentunya sangat menggiurkan bagi para petani sehingga dengan serta merta mereka menjual seluruh hasil panen padi mereka kepada pemborong dari Nganjuk tersebut. Hal ini berbeda jika mereka menjual kepada pemborong lokal karena para pemborong lokal tersebut membeli hasil panen padi dengan harga HET dari pemerintah. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari memanen sendiri kemudian dijual kepada pemborong lokal tersebut masih kalah dibanding jika mereka menjual kepada pemborong dari Nganjuk.   Namun para petani tidak menyadari bahwa efek dari kebiasaan mereka menjual hasil panen padi kepada para pemborong dari Nganjuk itu bisa menjadi senjata makan tuan, bisa berakibat merugikan mereka sendiri dan juga masyarakat lainnya. Betapa tidak, jika sebagaian besar padi dari wilayah Tulungagung diborong oleh pemborong dari Nganjuk tentunya padi-padi tersebut akan dibawa ke Nganjuk sehingga jumlah padi yang ada di wilayah Tulungagung tinggal sedikit. Dan sudah menjadi hukum ekonomi jika jumlah barang sedikit sementara permintaan banyak maka harga barang tersebut akan melambung tinggi. Mengenai permasalahan yang sudah dijelaskan di atas  jika tidak segera ditangani dikhawatirkan harga beras di Tulungagung akan naik. Dan ini tentunya sangat memberatkan bagi masyarakat yang kebetulan hidupnya miskin, maka akan semakin banyak warga di Tulungagung ini yang menjadi miskin. Karena beras merupakan kebutuhan hidup pokok bagi masyarakat yang tentunya setiap hari mereka memerlukannya, maka jika harganya naik tentu ini sangat membebani mereka.
Bukan Cuma itu saja, dengan kehadiran para pemborong dari Nganjuk tersebut akan merusak sistem kerjasama antara petani pemilik lahan dengan petani pengolah atau pengedok yang sudah terjalin dengan baik selama ini. Mengapa hal itu bisa terjadi? Pada umumnya petani pengedok mendapatkan bagi hasil seperempat dari luas lahan yang mereka garap. Maka jika petani pemilik lahan tersebut selalu menjual hasil panennya kepada pemborong dari nganjuk maka sebagaimana diketahui bahwa petani pengedok akan menyisakan seperempat lahannya untuk tidak dijual kepada pemborong tersebut melainkan dipanen sendiri, sehingga ini akan mempengaruhi cara kerja petani pengedok di masa mendatang yang tentunya mereka akan cuma serius mengolah lahan yang menjadi bagian mereka saja. Sementara bagian dari petani pemilik lahan hanya akan digarap asal asalan. Hal ini berbeda jika mereka memanen sendiri padinya. Mereka akan membagi hasil panennya setelah semua selesai di panen, biasanya yang tiga perempat dari hasil panen untuk petani pemilik lahan sementara sisanya untuk bawonan petani pengedok. Dengan cara seperti itu sudah barang tentu petani pengedok akan merawat tanaman padinya dengan sungguh sungguh biar hasil panennya bagus.
Ya itulah problematika yang terjadi, di satu sisi menguntungkan sebagian orang tapi di sisi lain bisa merugikan banyak orang jika tidak segera di antisipasi mulai dari sekarang. Menjadi tugas kita semua untuk saling bahu membahu mengatasi permasalahan yang terjadi ini, terutama aparat pertanian yang menjadi ujung tombak dalam kemajuan pertanian termasuk memajukan kesejahtaran petani dan keluarganya.        Banyak cara untuk meminimalisir hasil panen padi keluar dari Tulungagung yaitu bisa lewat KUD, lumbung pangan, bahkan bisa juga lewat diri kita sendiri. Salah satunya adalah kelompok LDPM yang ada di Desa Kasreman Kecamatan Pakel, mencoba untuk membeli hasil panenan padi petani di wilayah tersebut dengan harga seperti harga yang ditawarkan oleh pemborong dari Nganjuk. Nantinya padi padi tersebut mulai panen, pasca panen hingga penjualannya akan dijalankan oleh kelompok LDPM tersebut. Memang dengan keterbatasan modal yang ada tidak bisa membeli seluruh hasil panen padi para petani di wilayah tersebut tapi setidaknya ini bisa meminimalisir ruang gerak para pemborong dari Nganjuk tersebut untuk beraksi di wilayah Pakel. Kemudian cara lainnya yaitu menanamkan kesadaran para petani untuk memiliki lumbung pangan di rumahnya sendiri-sediri, seperti yang dilakukan oleh kakek kakek kita dahulu. Dahulu disetiap rumah rata rata mempunyai lumbung pangan, yang orang dahulu menamainya “gledeg”. Dahulu petani biasa menyimpan hasil panen padinya ke dalam gledeg. Dengan memiliki lumbung pangan di rumah maka itu bisa menjadi sarana ketahanan pangan di keluarganya sendiri-sendiri. Sehingga para petani tidak terpengaruh atau tidak terkena imbas jikalau sewaktu waktu harga gabah naik. Karena mereka memiliki cadangan pangan yang tersimpan di lumbung pangan rumahnya. Selain itu bagi petani yang membutuhkan uang bisa menjual hasil panenan padinya yang tersimpan di gledeg tersebut pada saat harga padi bagus.
Dengan cara-cara tersebut bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi sehingga nantinya diharapkan kontinuitas dan ketersediaan beras di Tulungagung tetap terjaga yang pada akhirnya harganya bisa stabil dan bisa di jangkau oleh seluruh kalangan masyarakat termasuk masyarakat miskin sekalipun.



PENYUSUNAN PROGRAMA BPP PAKEL TAHUN 2013

Hari ini tanggal 23 Mei 2012  BPP Pakel kembali semarak.. Banyak tamu berdatangan.. Usut punya usut BPP Pakel akan mengadakan acara Penyusunan Programa BPP Pakel tahun 2013.. Nah ini foto-fotonya,,, Click !!



Monggo Pak,,, Snack plus uang sakunya....

Absensinya Bu Prito yang mencatat...

Pak Bondan lagi menjelaskan tentang Kalender Musim...

Suasana diskusi di Aula pertemuan BPP Pakel.......




Itulah suasana pertemuan,,, yang hadir lengkap dan diskusi Penyusunan Programa BPP Pakel tahun 2013 selesai dengan lancar..

 

 

Pertemuan Gapoktan

SALAM PENYULUH PERTANIAN....
Pagi hari tanggal 15 Mei 2012 tersa sangat sejuk.. terlihat kesibukan di BPP Pakel. Semua PPL terlihat bersama-sama membersihkan ruang aula pertemuan dan lingkungan BPP. Ada apakah gerangan ?? Oh ternyata BPP Pakel menjadi Tuan rumah pertemuan Gapoktan se exs kawedanan Campur Darat yang akan membahas perencanaan Pola Tanam MH, MK I, MK II< tahun 2012/2013. 
Tak lama setelah aula pertemuan sudah siap tamu-tamu berdatangan. Mereka terlihat beramah tamah karena lama tidak saling bertemu. Setelah Bapak Suhadi dari Dinas pertanian beserta staf tiba di BPP Pakel, acara segera dimulai. Inilah suasana pertemuan....

Ibu Prito bertugas di meja snack dan tanda tangan


Bapak Muhadi memandu acara
Entah saking seriusnya, apa saking ngantuknya ?
Acara berjalan lancar sesuai rencana dan ditutup sebelum jam 12.00 (karena tidak pakai makan siang, he he he).  Setelah itu dipimpin Ibu Prito semua PPL membersihkan aula pertemuan, tapi sayang kelupaan didokumentasikan...





PENUTUPAN SL KEDELAI POKTAN TANI MAKMUR
Ds. PECUK Kec. PAKEL

Tanpa terasa SL Kedelai tahun 2012 didesa Pecuk Kecamatan Pakel telah usai seiring dengan datangnya hujan dan panen kedelai, Petanipun bersiap-siap untuk mengolah sawah menanam padi. Untuk mengetahui hasil yang dicapai selama diadakannya SL kedelai selama satu musim tanam ini Poktan Rukun Tani desa Pecuk mengadakan kegiatan penutupan sekaligus sebagai evaluasi kegiatan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2012 di rumah kediaman Ketua Kelompok Tani bapak Kusni Abas. Dalam kesempatan ini dibahas pula mengenai keinginan Ibu-ibu tani untuk praktek membuat mie kasava yang dipandu oleh PPL Pendamping desa Pecuk Ibu Prito Retnaningsih. Juga Kelompok Ternak Sehati yang akan praktek membuat pakan kambing fermentasi. Kelihatan sekali semangat dan antusiasme dari anggota kelompok tani yang hadir untuk mengadakan kegiatan selanjutnya.

Diskusi kelompok membahas kegiatan yang akan datang




Anggota Kelompok yang antusias


Kue hasil karya Ibu-ibu Anggota Poktan Rukun Tani
Diposkan oleh Ir. Titalina, Kamis 6 Desember 2012, 18.55 wib.

1 komentar: